您的当前位置:首页 > 知识 > Bitcoin Ngos 正文
时间:2025-06-06 12:32:23 来源:网络整理 编辑:知识
Warta Ekonomi, Jakarta - Harga Bitcoin mulai bergerak dalam kisaran sempit usai reli tajam sepanjang quickq官网ios
Harga Bitcoin mulai bergerak dalam kisaran sempit usai reli tajam sepanjang Mei 2025. Setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level $111.971 dan mencatat kenaikan 11% dalam sebulan, aset kripto terbesar ini kini memasuki fase konsolidasi dengan pergerakan harga berada di kisaran US$104.000 hingga US$109.000.
Penurunan harga Bitcoin ini terjadi seiring dengan aksi ambil untung yang dilakukan investor institusional, tercermin dari gelombang arus keluar dari produk exchange-traded fund (ETF) spot Bitcoin. Berdasarkan data dari SoSoValue, selama periode perdagangan di Amerika Serikat pada 27 hingga 30 Mei, tercatat arus keluar bersih mencapai US$157 juta.
"Penurunan setelah mencetak level tertinggi terjadi seiring arus keluar transaksi perdagangan ETF BTC spot pekan lalu. Berdasarkan data dari SoSoValue, selama periode perdagangan di AS antara 27–30 Mei, tercatat total arus keluar bersih sebesar US$157 juta dari ETF spot Bitcoin," ungkap Panji Yudha, Financial Expert Ajaib, Rabu (4/6/2025).
Baca Juga: ETF Ethereum Diserbu Investor, Siap Saingi Bitcoin?
Meski terjadi tekanan jangka pendek, Panji menyebut bahwa minat institusional terhadap Bitcoin masih tergolong kuat. Hal ini terlihat dari nilai aset bersih (net asset value/NAV) dari seluruh ETF spot Bitcoin yang saat ini tercatat sebesar US$126,15 miliar. Angka tersebut mewakili sekitar 6,07% dari total kapitalisasi pasar Bitcoin secara global.
Selain itu, sejak peluncurannya, ETF spot Bitcoin telah mencatat arus masuk kumulatif sebesar US$44,37 miliar. "Total kumulatif arus masuk historis kini telah mencapai US$44,37 miliar, menandakan ketertarikan institusional yang konsisten," tambah Panji.
Fase konsolidasi harga ini dinilai sebagai respons wajar pasar setelah reli signifikan, terlebih dalam konteks siklus aset kripto yang dipengaruhi sentimen makro dan arah kebijakan moneter The Fed. Investor kini menanti data ekonomi penting dari Amerika Serikat yang diperkirakan akan menjadi pemicu pergerakan harga berikutnya.
Bareskrim Selidiki Kasus Dugaan Kebocoran Data Pemilih di Website KPU2025-06-06 12:24
FOTO: Gotong2025-06-06 12:00
AHY Sebut UMKM Kontributor Utama Peningkatan Ekonomi2025-06-06 11:46
Berkontribusi dalam Penyediaan Nutrisi, Sarihusada Raih Penghargaan di Ajang Peduli Gizi 20252025-06-06 11:29
Satu Lagi Relawan Nyatakan Dukungan ke Prabowo2025-06-06 11:17
Tak Cuma Kejar Laba, Sun Life Tekankan Komitmen Kesehatan Generasi Bangsa2025-06-06 11:02
Syarat Daftar Pengajar Praktik Guru Penggerak 2025, Lengkap dengan Jadwalnya!2025-06-06 10:57
Daftar 10 Jaksa yang Ditarik oleh Kejagung dari KPK, Salah Satunya Ada Ali Fikri2025-06-06 10:43
TKN Sebut Tidak Ada Unsur Politik Pada Kegiatan Gibran di CFD Lalu2025-06-06 10:36
Maju Pilkada Jakarta 2024, Istana Sebut Pramono Cukup Cuti Tak Perlu Mundur dari Jabatan2025-06-06 09:52
Keluar Pakai Rompi Oranye, Bupati Nganjuk: Saya Minta Maaf2025-06-06 12:26
Survei: 13 Profesi yang Disebut Rentan Selingkuh2025-06-06 11:49
Usir Tokek dengan 5 Bahan Alami Ini, Semuanya Ada di Dapur2025-06-06 11:48
Sempat Rusak Usai Viral, Rumah 'Surga' Abah Jajang Kembali Indah2025-06-06 11:27
VIDEO: ARMY Serbu Photobooth Gratis BTS POP2025-06-06 10:42
Cukup 7 Menit, Cairkan Daging Beku dengan Cara Ini2025-06-06 10:41
Cara agar Daging Beku dari Freezer Tetap Empuk Saat Dimasak2025-06-06 10:27
Anak Berdiri di Kursi Pesawat, Pramugari Ancam Denda Ibunya Rp1,9 Juta2025-06-06 10:21
Tembok Rumah Lembap dan Mengelupas? Ini 5 Cara Mengatasinya2025-06-06 10:07
461 Anak di Lebak Banten Tertular Covid2025-06-06 10:05